Seminar Aplikasi BIM Untuk Solusi Geoteknik Bidang
Infrastruktur Transportasi dan Sumber Daya Air
Penggunaan Building Information Modelling (BIM) di Indonesia dimulai sejak tahun 2017. Saat ini sudah banyak proyel-proyek pemerintah yang mempersyaratkan penggunaan BIM. Bentley bekerjasama dengan INKINDO dengan INKINDO DKI dan INTAKINDO menyelenggarakan Seminar dengan tema: “Geotechnical Solutions For Transport And Water Infrastructures”, di Indonsia Convention Exhibition (ICE) BSD, 7 Agustus 2024. Sebagai narasumber adalah Dr. William WL Cheang, Principal Consultant Geotechnical At Seequent. Disamping paparan juga ada sesi workshop, dimana peserta dapat berpraktek secara langsung menggunakan software. Seminar BIM ini diselenggarakan selama tiga hari dengan topik yang berbeda-beda. Hari kedua, 8 Agustus 2024, dengan tema “ BIM For Structutal Engineers”, dan tanggal 9 Agustus 2024, dengan tema “ BIM For Infrastructures Transportation Engineering Solution”. Ketua DPP INKINDO DKI Jakarta Ir. Pung S. Zulkarnain, M.Ec.Dev., MAPPI (Cert) dan Sekretaris DPP INKINDO DKI Jakarta Afsdyah Eky Vitalina, S.P., M.Si, hadir dalam acara seminar di hari pertama.
Jabatan kerja BIM sudah ditetapkan
Dalam pembukaan seminar, Patmasari Anggaraningsih, S.T., M.Eng., dari Direktorat Kompetensi Dan Produktivitas, Kementerian PUPR mengemukakan, saat ini sudah ada SKKNI terkait jabatan fungsi di bidang BIM, yang sudah mulai digunaan kerangka acuan kerja proyek di lingkungan Kementerian PUPR. Menurut Patmasari, BIM adalah suatu metode, BIM merupakan suatu siklus dari SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Aquasitioton, Construction, Operation dan Maintenance). Jadi pengetahuan tentang BIM tidak hanya dalam tahap design and engineering saja, tetapi juga pada tahap operation and maintenance. Karena BIM merupakan metodologi juga memerlukan tool berupa software. Bagaimana memilih software yang mudah digunaan bagi kita. BIM tidak hanya pada tahap taktis operasional juga dalam tahap strategis.
Pada tahap strategis menjadi tugas seorang manajer. Tahap taktis operasional dilakukan oleh Koordinator, yang harus bisa mereview dan menganalisis. Di bawahnya ada seorang “modeler” yang bisa memproduksi data model. Kemudian di bawahnya ada juru gambar yang bisa mendokumentasikan data. Menurut Patmasari, sekarang tidak lagi menggunakan nomenklatur BIM Engineer. Sudah ditetapkan melalui SK Ditjen Bina Konstruksi No 33/2013, jabatan kerja untuk BIM adalah sebagai berikut:
• Manajer Madya, jenjang 8,
• Manajer BIM Muda jenjang 7,
• Koordinator BIM jenjang 6,
• Modeller BIM Madya jenjang 5,
• Modeller BIM Muda jenjang 4,
• Juru Gambar jenjang 3,
• Juru Gambar level 2 jenjang 2.